Terbaru

LightBlog

Friday, October 27, 2017

Makalah Pandangan Islam Tentang Ilmu Sosial

BAB II
PEMBAHASAN

A.    PANDANGAN AJARAN ISLAM TENTANG ILMU SOSIAL
Sejak kelahirannya belasan tahun yang lalu islam telah tampil sebagai agama yang memberika perhatian pada keseimbangan hidup antara dunia dan akhirat, antara hubungan manusia dengan tuhan, antara hubungan manusia dengan manusia, dan antara urusan ibadah dengan urusan muamalah.
Keterkaitan agama dengan masalah kemanusiaan menjadi penting jika dikaitkan dengan situasi kemanusiaan di zaman moden ini. Dunia modern sesungguhnya menyimpan suatu potensi yang dapat menghancurkan martabat manusia, manusia dapat mengorganisasikan ekonomi, menata struktur politik, serta membangun peradaban yang maju untuk dirinya sendiri, tetapi pada saat yang sama, manusia telah menjadi tawanan dari hasil ciptaannya sendiri, seperti penyembahan kepada hasil ciptaannya sendiri.
Dalam keadaan demikian, harus memiliki ilmu pengetahuan sosial yang mampu membebaskan manusia dari berbagai problem tersebut, ilmu pengetahuan sosial yang dimaksud adalah ilmu pengetahuan sosial yang digali dari nilai-nilai agama yang disebut sebagai ilmu sosial profetik.[1]
B.     ILMU SOSIAL YANG BERNUANSA ISLAMI
Dewasa ini ilmu sosial yang dibutuhkan tidak hanya berhenti pada menjelaskan fenomena sosial, tetapi dapat memecahkannya secara memuaskan. Menurut Kuntowijoyo, pada zaman modern ini butuh ilmu sosial profetik, yaitu ilmu sosial yang tidak hanya menjelaskan dan mengubah fenomena sosial, tetapi juga memberikan petunjuk ke arah mana transformasi itu di lakukan, untuk apa dan oleh siapa. Perubahan tersebut didasarkan pada tiga hal yaitu: tujuan manusia (tujuan humanisasi), tujuan liberasi dan tujuan transendensi. Sebagaimana terkandung dalam ayat 110 surat Ali’Imran sebagai berikut.

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ( اَل عمران   ١١٠ )
Artinya:Kamu sekalian adalah sebaik-baiknya umat yang ditugaskan kepada manusia    menyuruh berbuat baik, mencegah berbuat munkar dan beriman kepada allah. (QS Al-Imran, 110).
Dari firman Allah swt diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.      Tujuan manusia (tujuan humanisasi)
Tujuan humanisasi adalah memanusiakan manusia dari proses dehumanisasi. Industrialisasi yang kini terjadi terkadang menjadikan manusia sebagai bagian dari masyarakat abstrak tanpa wilayah kemanusiaan.
2.      Tujuan liberasi
Tujuan liberasi adalah pembebasan manusia dari lingkungan teknologi, pemerasan kehidupan, menyatu dengan orang miskin yang tergusur oleh kekuatan ekonomi raksasa dan berusaha membebaskan manusia dari belenggu yang kita buat sendiri.
3.      Tujuan transendensi
Tujuan transendensi adalah menumbuhkan transendental dalam kebudayaan. Kita sudah banyak menyerah kepada arus hedonisme, meterialisme, dan budaya dekaden lainnya. Kini yang harus dilakukan adalahmembersihkan diri dengan mengikatkan kembali kehidupan pada dimensi transendentalnya.

C.    PERAN ILMU PROFETIK PADA ERA GLOBALISASI
Dengan ilmu sosial profetik kita bangun dari ajaran islam, kita tidak perlu takut atau khawatir terhadap dominasi sains barat dan arus globalisasi yang terjadi saat ini. Islam selalu membuka diri terhadap seluruh warisan peradaban.
Sejak beberapa abad yang lalau islam mewarisi tradisi sejarah dari seluruh warisan peradaban manusia. Kita tidak membangun dari ruang yang hampa, seperti, dalam kandungan surat Al Maidah ayat 3
Pada hari telah ku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah kucukupkan kepadamu nikmat-ku, dan telah ku ridhai Islam itu agama bagimu 
Dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) islam bukanlah agama tertutup, islam adalah sebuah paradigma terbuka, sebagai mata rantai peradaban dunia. Islam mengembangkan matematika India, ilmu kedokteran dari Cina, sistem pertahanan sasanid, logika Yunani, dan sebagainya.[2] Misalnya, untuk bidang-bidang pengkajian tertentu islam menolak bagian logika Yunani yang sangat rasional diganti dengan cara berfikir intuitif yang menekankan rasa seperti yang di kenal dalam tasawuf. Alquran sebagai sumber utama ajaran islam diturunkan bukan dalam ruang hampa, melainkan dalam setting sosial aktual.
Dalam bidang ekonomi pada saat ini mengalami kesenjangan sosial yang diakibatkan oleh perbedaan tingkat ekonomi. Kesenjangan dalam bidang ekonomi tersebut menunjukkan bahwa ilmu sosial yang ada sekarang perlu ditinjau kembali, antara lain dengan menerapkan ilmu sosial profetik. Misalnya islam mengakui adanya perbedaan kelas sebagai fitrah, dimana tuhan melebihkan yang satu atas yang lain. Namun, bersamaan dengan itu islam menyuruh umatnya agar menegakkan keadilan dan egaliter. Perbedaan kelas yang ada tidak boleh diartikan bahwa islam mentolerir terjadinya ketidaadilan sosial. Islam berupaya mengikis kesenjangan tersebut dengan melalui berbagai upaya seperti melalui institusi zakat, infaq, sadaqah dan sebagainya.
Dalam hubungan ini islam mengakui adanya upaya suatu gerakan kelompok yang membela kelas tertindas, tetapi gerakan ini tidak seperti gerakan komunis dan sebagainya, dan bukan untuk menghancurkan kelas yang menguasai alat-alat produksi.[3] Dari sini terlihat dengan jelas tentang kepedulian islam terhadap upaya mengikis kesenjangan yang terjadi dimasyarakat.
Bukti sejarah tersebut memperhatikan dengan jelas bahwa dari sejak kelahiran lima belas abad yang lalu islam telah tampil sebagai agama terbuka, akomodatif serta berdampingan dengan agama, kebudayaan dan peradaban lainnya, tetapi dalam waktu bersamaan islam juga tampil memberikan kritik, perbaikan, bahkan penolakan dengan cara-cara yang amat simpatik dan tidak menibulkan gejolak sosial yang membawa korban yang tidak diharapkan. Dengan sifat dan karakteristik ajaran islam demikian itu, maka melalui ilmu sosial yang berwawasan profetik sebagaiman disebutkan diatas, maka islam siap untuk memasuki era globalisasi. Era globalisasi yang ditandai dengan adanya perubahan bidang ekonomi, teknologi, sosial, informasi, dan sebagainya.
D.    HUBUNGAN AGAMA ISLAM DENGAN ILMU SOSIAL
1.      Politik
Kuntowijoyo mengatakan:” banyak orang bahkan pemeluk islam sendiri, tidak sadar bahwa islam bukan hanya agama, tetapi juga sebuah komunitas (umat) tersendiri yang mempunyai pemahaman, kepentingan dan tujuan-tujuan politik sendiri. Banyak orang beragama islam, tetapi hanya menganggap islam adalah agama individual, dan lupa kalau islam juga merupakan kolektivitas, islam memepunyai kesadaran, struktur, dan mampu melakukan aksi bersama.
Keterkaitan agama islam dengan politik terdapat pada uraian yang diberikan Harun Nasution dalam bukunya islam ditinjau dari berbagai aspek jilid II. Dalam buku itu dijelaskan bahwa persoalan yang pertama-tama timbul dalam islam menurut sejarah bukanlah persoalan tentang keyakinan melainkan persoalan pilitik.[4] Hubungna antara agama islam dari masa Rosulullah saw dengan politik terlihat pada sistem khulafarosidin.

2.      Sosiologi
Sosilogi pada dasarnya berkaitan dengan agama, sosiologi adalah ilmu yang membahas tentang masyarakat, dimana masyarakat itu memiliki agama,salah satu contohnya masyarakat yang mempunyai agama islam. Hal ini telah menujukkan hubungan agama dengan sosiologi.
                                                                      
BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Dari penjelasan diatas, jelas bahwa islam memiliki perhatian dan kepedulian yang tinggi terhadap masalah-masalh sosial. Karena itu, kehadiran ilmu sosial yang banyak membicarakan tentang manusia tersebut dapat diakui oleh islam. Namun islam memiliki pandangan yang khas tentang ilmu sosial yang harus dikembangkan, yaitu ilmu sosial profetik yang dibangun dari ajaran islam diarahkan untuk humanisasi, liberasi, dan transendensi. Ilmu pengetahuan sosial demikian yang dibutuhkan dalam membangun manusia Indonesia seutuhnya pada era globalisasi di masa yang akan datang.  

B.   SARAN  
Semoga dengan pemaparan materi diatas para pembaca dapat memahami tentang HUBUNGAN AGAMA DENGAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL dan memanfaatkannya untuk kedepannya, selanjutnya pemakalah menyadari dalam makalah ini bnyak kekurangan baik itu dalam segi penulisan maupun yang lainnya, jadi kritik dan saran pemakalah harapkan untuk kedepannya menjadi lebih baik.
  
DAFTAR PUSTAKA
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jilid II, (Jakarta: UI Press, 1979), cet. I.
Jalaluddin Rahmat, Islam Alternatif, (Bandung: Mizan, 1991), cet. IV.
Kuntowijoyo, Paradigma Islam Interpretasi untuk Aksi, (Bandung: Mizan, 1991), cet I.
Poeradisastra, Sumbangan Islam terhadap Peradaban Modern, (Jakarta: P3M, 1982).
                                                                                         

[1] Kuntowijoyo, Paradigma Islam Interpretasi untuk Aksi, (Bandung: Mizan, 1991), cet I.
[2] IR. Poeradisastra, Sumbangan Islam terhadap Peradaban Modern, (Jakarta: P3M, 1982), hlm. 123.
[3] Jalaluddin Rahmat, Islam Alternatif, (Bandung: Mizan, 1991), cet. IV. hlm. 42-43.
[4] Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jilid II, (Jakarta: UI Press, 1979), cet. I, hlm.
  92.

Penulis Syima
Dipublikasikan Ari Ramadhani

1 comment:

Adbox