Terbaru

LightBlog

Thursday, October 26, 2017

Makalah Metode Study Fisafat Islam

BAB II
PEMBAHASAN
METODE SUTDY FILSAFAT ISLAM

A.    Pengertian Filsafat Islam
Dari segi bahasa, filsafat islam terdiri dari gabungan kata filsafat dan islam. Kata filsafat berasal dari kata philo yang berarti cinta, dan kata sophos yang berarti ilmu atau hikmah. Dengan demikian secara bahasafilsafat berarti cinta terhadap ilmu atau hikmah. Dalam hubungan ini.             
Al-syaibani berpendapat bahwa filsafat bukanlah ilmu itu sendiri, melainkan cinta terhadap hikmah dan berusaha mendapatkan, memutuskanperhatian padanya dan menciptakan sikap positf terhadapnya. Untuk ini iya mengatakan bahwa filsafat berarti mencari hakikat sesuatu, berusaha menautkan sebab dan akibat, dan berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia.
Selenjutnya kata islama berasal dari bahasa Arab aslama, yuslimu islaman yang berarti putih, tunduk, berserah diri, serta memohon selamat dan sentosa. Kata tersebut berasal dari salima  yang berarti selamat, sentosa,   
 Aman, dan damai, selanjutnya islam menjadi suatu istilah atau nama bagi agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan tuhan kepada masayarakat manusia melalu nabi muhammad Saw, sebagai rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenai suatu segi, tetapi mengenai berbagai segi kehidupan manusia.
Sumber ajaran-ajaran islam itu berbagai aspek itu iyalah alquran dan hadis.
Selanjutnya dijumpai pula pengertian filsafat islam yang dikemukakan amin abdullah. Dalam hubungan ini ia mengatakan: “meskipun saya tidak setuju untuk mengatakan bahwa filsafat islam tidak lain dan tidak bukan adalah rumus pemikiran muslim yang ditempeli begitu sajadengan konsep dan filsafat yunani, namun sejarah mencatat bahwa mata rantai yang menghubungkan gerakan pemikiran filsafat islam era kerajan abbasiyah dan dunia luar diwilayah islam, tidak lain adalah proses panjang asimilasi dan akultransi kebudayan islam dan kebudayan yunani lewat karya-karya filosof muslim, seperti:
   Al-Kindi (185H/801M -260H./873M.)
   Al-Farabi (258M/870M-339H/950M.)
   Ibnu Miskawih (320H./923M-421H/1030M.)
   Ibnu Sina (370H/980M-428H/1037M.)
   Al-Ghazali (450H/1050M-505H/1111M.)
   Ibnu Rusyd (520H/1126M-595H/1198M.)
Filsafat profektif (kenabian), sebagai contoh: tidak dapat kita peroleh dari karya-karya yunani. Filsafat kenabian adalah: tradde mark filsafat islam. Filsafat islam dalam arti islamic philosophy yaitu suatu filsafat yang islami.
Berdasarkan bebrapa pendapat di atas, filsafat islam dapat  diketahui
Melalui lima cirinya sebagai berikut:
Pertama:  dilihat dari segi sifat dan coraknya, filsafat islam berdsarkan pada ajaran islam yang bersumberkan al-quran dan hadis. Dengan sifat dan coraknya yang demikian itu, filsafat islam berbeda dengan filsafat yunani atau filsafat barat pada umumnya yang semata-mata mengandalkan akal pikiran (rasio).
 Kedua: dilihat dari segi ruang lingkup pembahasannya, filsafat isla mencakup pembahasan bidang fisika atau alam raya selanjutnya tersebut bidang kosmologi: masalah ketuhannan dan hal-hal lain yang bersifat non matrial, yang selanjutnya bersifat metafisika: masalah kehidupan di dunai, kehidupan akhirat, masalah ilmu pengetahuan, kebudayan dan lain sebagainya, kecuali masalah zat tuhan
Ketiga: di lihat dari segi datangnya, filsafat islam sejalan dengan perkembangan ajaran islam itu sendiri, tepatnya bagian ajaran islam memerlukan penjelasan secara rasional dan filosofis .  
Keempat: dilihat dari segi mengembangkannya, filsafat islam dalam arti matri pemikiran filsafatnya, bukan kajian sejarahnya, disajikan oleh orang-orang yang beragama islam seperti: al-kindi, al-farabi, ibnu rusyd, ibnu sina, al-ghazali, ibnu tupail, ibnu bajjah.
Kelima:dilihat dari segi kedudukannya, filsafat islam sejajar dengan bidang study keislaman lainnya seperti piqih, ilmu kalam, tasawuf,sejarah kebudayaan islam dan pendidikan islam.

B.  Model-Model Penelitian Filsafat Islam
 Dibawah ini kita sajikan berbagai penelitan filsafat islam yang di lakukan para ahli dengan tujuan untuk mejadikan bahan perbandingan bagi pengembang filsafat islam selanjutnya.
1.      Model M.Amin Abdullah
                        Amin abdullah mengambil bidang penelitian pada masalah filsafat islam. Hasil penelitannya ia tuangkan dalam bukunya berjudul the idea of universality etbikal norm in ghazali and kant.  Dilihat dari segi judulnya, penelitan ini mengambil metode penelitan kepustakan yang bercorak deskriptif, yaitu penelitan yang mengambil bahan-bahan kajian pada berbagai sumber baik yang ditulis oleh tokoh yang diteliti itu sendiri (suber primer), maupun sumber yang dilakukan oleh orang lain mengenai tokoh yang diteliti itu (sumber sukunder). Bahan-bahan tersebut selanjutnya diteliti keotentikanya secara seksama, diklasifikasikan menurut variabel yang di teliti dalam hal ini masalah etika: dibandingkan antara satu sumber lainnya deskripskan (diuraikan menurut logika berpikir tertentu), dianalisis dan disimpulkan.
2.      Model Otto Horrassowitz, Majid Fakbry Dan Harun Nausiton     
           Dalam bukunya berjudul history of muslim philosophy, yang diterjemahkan dan disunting oleh M.M. Syarif kedalam bahasa indonesia menjadi para filosof muslim, otto horrassowitz telah melakukan penelitian terhadap seluruh pemikiran filsafat islam yang berasal dari tokoh-tokoh  Filosof aabad klasik, yaitu al-kindi, al-razi, al-parabi, ibnu miskawaih, ibnu sina, ibnu bajjah, ibnu tufail, ibnu rusyd, dan nasir al-din al-tusi. Dari al-kindi dijumpai pemikiran filsafat tentang tuhan, keterhingan, ruh dan akal.
Dari al-razi dijumpai pemikiran filsafat tentang teologi, moral, metode, metafisika, tuhan, ruh, materi, ruang, dan waktu. Dari al-farabi dijumpai pemikiran filsafat tentang logika, kesatuan filsafat, teori sepuluh kecerdasan, teori tentang akal, teori tentang kenabian, serta penafsiran tentang al-quran, selanjut nya dari ibnu miskawih dijukpai pemikiran filsafat tentang moral pengobatan rohani, dan filsafat sejarah. Dalam pada itu dari ibnu sina dikemukakan pemikiran filsafat tentag ujud, hubungan jiwa dan raga, ajaran kenabian, tuhan dan dunia. Dari ibnu bajjah dijumpai pemikiran filsafat tentang materi dan bentuk, pisikologi, akal dan pengetahuan, tuhan, sumber pengetahuan, politik, etika, dan tasawuf. Dari ibnu tufail dikemukakan pemikiran filsafat tentang akal dan wahyu sebagai yang dapat saling melngkapi yang dikemas dalam novel fiktifnya berjudul hay ibnu yaqzan yang telah terjemah dalam bahasa indonesia: tujuan risalah, doktrin tentang dunia, tuhan, kosmologi cahaya, epistomologi, etkia, filsafat, dan agama. Selanjudnya dari ibnu rusyid, dikemukakan pemikiran filsafat tentang hubungan filsafat dan agama, dan jalan menuju wujud. Dalam pada itu dari nasir al-din tusi dikemukakan pemikiran filsafat tentang akhlak nasiri ilmu rumah tangga, politik sumber filsafat praktis, pisikolog, metafisika, tuhan, ceratio ex nihilo, kenabian,baik dan buruk, serta logika.
3.       Model Ahmad faud al-ahwani  
Ahmad faud al-ahwani termasuk pemikiran modren dari mesir yang banyak mengkaji dan meneliti bidang filsafat islam. Salah satu karyanya dalam bidang filsafat berjudul filsafat islam. Dalam bukunya ini ia selain meyajikan sekitar problem filsafat islam juga menyajikan tentang zaman  penerjemahan, dan filsafat yang berkembang di kawasan masyirqi dan magribi. Dikawas magribi ia kemukakan ibnu bajjah, ibnu tufail dan ibnu rusiyd. Selain menggemukakan riwyat hidup serta karya dari masing-masing tokoh pilosif tersebut, di kemukakan tentang jasa dari masing-masing filosof tersebut serta pemikirannya dalam bidang filsafat.
Dengan demikian, metode penelitian yang ditempuh ahmad puad al-ahwani adalah peneliti kepustakaan, sifat dan corak nya adalah penelitian deskriptif, kualitatif, penelitian kepustakaan yaitu penelitian yang menggunakan bahan-bahan kepustakaan. Sedang kan pendekatan nya adalah pendekatan yang bersifat cmpuran, yaitu pendekatan historis, pendekatan kawasan, dan tokoh melalui pendekatan historis, yang mencoba menjelaskan latar belakang timbulnya pemikiran filsafat dalam islam, sedangkan dengan pendekatan kawasan ia mencoba membagi tokoh-tokoh filosof menurut tempat tinggal mereka, dan pendekatan tokoh, ia mencoba mengemukakan berbagai pemikirn filsafat sesuai dengan tokoh yang mengemukakan nya.
Berbagai hasil penelitan yang di lakukan oleh Para ahli mengenai filsafat islam tersebut memberi kesan kepada kita, bahwa pada umumnya penelitan yang yang dilakukan bersifat penelitaian kepustakan, yaitu penelitian yang menggunakan bahan-bahan bacaan sebagai sumber wujudkannya. Metode yang digunkan umumnya bersifat   deskriptif analitis, sedangkan pendekatan yang digunakan umumnya pendekatan historis, kawasan, dan suptansial penelitian dan pengajian filsasfat demekian sulit diharapkan dapat melahirkan paraa filosof. Penelitian tersebut belum berhasil mengangkat dasar pemikiran yang membentuk filsafat itu sendiri. Pengkaji filsafat biasanya terbiasa dengan diskusi dan perbincangan yang begitu mendalam tentang uraian-uraian kutipan filosopis, hampir seolah-olah kutipan-kutipan filosopis itu baru saja dihasilkan dan seolkah olah tidak mengalami kesulitan interprestasi yang melelahkan.
Sesungguhnya masih banyak hasil penelitian yang dilakukan para ahli dibidang filsafat islam yang tidak dikemukakan seluruhnya disini. Ahmad hanafi, M.A misalnya menulis buku berjudul pengantar filsafat islam dalam buku yang merupakan hasil penelitian kepustakaan itu dikemukakan tentang pemikiran filsafat al-kindi, al-farabi, ikhwanusshafa, dan ibnu sina, fazlur rahman dalam buku islam juga memuat pembahasan tentang filsafat islam yang didasarkan pada rujukan dibidang kefilsafatan. Fazlur rahman mengatakan bahwa sistem filsafat islam yang disusun merupakan suatu kreasi mulia dalam kebudayaan islam. Dalam sistem itu sendiri terdapat suatu hasilyang mengagumkan baik dalam landsan etosnya maupun struktur aktualnya. Filsafat itu menggabarkan suatu bagian penting yang murni dalam pemikiran manusia karna ia berada dalam ambang antara masa purba dan masa modren. Namun, berhadap dengan agama islam, filsafat itu menciptakan suatu situasi yang brbahaya untuk diri sendiri. Dalam doktrin-doktrin filsafat aktual tidak terlalu banyak menerangkan pekerjaan-pekerjaan keduniaan yang berbahaya, namun digunakan dalam beberapa kebijaksanaan utusan pengadilan agama dan merupakan implikasinya terhadap syariah. Apa yang dikemukakan para peneliti terhadap pemikiran filsafat islam tersebut nampak selalu menyajikan tokoh yang dari satu sisi ada tokoh yang Bersama diteliti, dan ada pula tokoh yang tidak diangkat. Kita tidak tahu persis mengapa hal ini terjadi. Apakah karena keterbatasan sumber rujukan yang dimiliki masing-masing atau karena maksud lainnya yang disebabkan karena penelitian tersebut kurang tertarik atau tidak sejalan dengan tokoh filosof yang diteliti.
        Dewasa ini tahap demi setahap pemikiran filsafat islam  atau berpikir secara filosopis sudah mulai diterima masyarakat. Berbagai kajian dibidang keagamaan selalu dilihat dari segi pemikiran filosopisnya, sehingga makna subtansial, hakikat, inti, dan pesan spritual dari setiap ajaran keagamaan tersebut dapat ditangkap dan dihayati dengan baik. Tanpa bantuan filsafat, masyarakat akan cendrung terjebak kedalam bentuk ritualistik semata-mata tanpa tahu tanpa pesan filosopis terkandung dalam ajaran tersebut filsafat juga semakin diperlukan dalam situasi yang semakin memadu dan menyatu antara satu bidang pengetahuan dengan pengetahuan lain.  

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
filsafat berarti mencari hakikat sesuatu, berusaha menautkan sebab dan akibat, dan berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia.
Dewasa ini tahap demi setahap pemikiran filsafat islam  atau berpikir secara filosopis sudah mulai diterima masyarakat. Berbagai kajian dibidang keagamaan selalu dilihat dari segi pemikiran filosopisnya, sehingga makna subtansial, hakikat, inti, dan pesan spritual dari setiap ajaran keagamaan tersebut dapat ditangkap dan dihayati dengan baik.

B.     Saran
Sebagai penulis dalam peroses belajar dan tersusunnya makalah ini, penulis berharap mkalah ini  dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran dan tambahan informasi agar tujuan utama dari penyusun makalah ini sebagai sumber ilmu biar terujud.kemudian yang paling utama sekali kepada pembaca yang budiman agar memberi kertikan dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnan penyusun makalah.                                




                                                 

No comments:

Post a Comment

Adbox