Terbaru

LightBlog

Wednesday, October 25, 2017

Makalah Hubungan Antara Ahklak dan Rohani

HUBUNGAN AKHLAK DENGAN IMAN
A.    PENGERTIAN IMAN
Iman menurut istilah adalah percaya. Sedangkan menurut iman menurut istilah adalah meyakini akan adanya Allah.
Yang dimaksud dengan iman itu sendiri adalah mempercayai dan meyakini akan adanya allah.
Kita dapat memperoleh kesan yang mendalam bahwa iman itu pada intinya berkaitan dengan upaya memahami dan meyakini akan adanya Tuhan dengan segala sifat dan perbuatan-Nya. Termasuk pula dalam pembahasan iman ini adalah mengenai rukun iman yang enam, yakni:
1.      Iman kepada Allah 
2.      Iman kepada para Malaikat
3.      Iman kepada kitab-kitab yang diturunkan-Nya
4.      Iman kepada Rasul
5.      Iman kepada hari kiamat
6.      Iman kepada qada dan qadar-Nya
Selain itu, dalam iman ini dibahas pula tentang keimanan terhadap hal-hal yang kan terjadi di akhirat nanti, sebab ujian terhadap manusia terletak dalam dunia ini. Oleh karena itu, manusia harus berada di tengagh-tengahnya dan mengikuti jalan yang ditunjukkan Allah SWT.
Jalan untuk menuju kebahagiaan dapat diraih dengan mengikuti huhum-hukum Allah SWT di tengah-tengah kehidupan dunia dengan segala romantikanya dan bukan di luar itu. Sesungguhnya tujuan akhir manusia adalah mengikat lingkaran rohaninya dengan Allah SWT sebagai hubungan yang selamanya benar.
Apabila orang hanya merasa bahwa akalnyalah satu-satunya yang mnejadi iman dan member petunjuk, dia jauh dari pembicaraan kegiatan kehidupan rohani, merasa bangga karena sudah merasa memiliki kemewahan dunia, maka orang tersebut setingkat dengan binatang. Oleh karena itu dibutuhkan suatu kehidupan rohani untuk mendekatkan seseorang kepada Allah, yang hal ini banyak diatur dalam kehidupan tasawuf. Kehidupan yang hanya berdasarkan kepada kebenaran adalah kehidupan yang semu, sedangkan kehidupan yang berlandasan rohani dan fitrah adalah kehidupan yang hakiki.
Kehidupan rohani, seperti yang disebutkan di atas, merupakan fitrah manusia yang dibawa sejak lahir sebagaimana yang diajarkan oleh kaum sufi. Salah satu bukti bahwa Allah menciptakan kehidupan fitrah dan alami, Dia telah mengirimkan tanda-tandaNya yang dibawa oleh para Rasul, Nabi dan rohaniwan.

 Para rohaniwan ini selalu berusaha mensucikan dirinya dari noda-noda rohani dan menghiasi dirinya dengan sifat dan perangai yang mulia. Mereka juga mengajak manusia agar selalu mengikuti ajaran Tuhan sebagaimana yang  mereka tunjukkan. Oleh karena asal manusia adalah fitrah, bersih, tidak mempunyai noda dan dosa, maka kegiatan sebagian manusia untuk melakukan usaha pensucian diri adalah juga merupakan naluri manusia, untuk kembali kepada jalan yang benar merupakan usaha untuk mengembalikan manusia kepada asal kejadiannya.

B.     Akhlak sebagai manifestasi iman
Akhlak sebagai manifestasi iman dapat dilihat dari beberapa analisis sebagai berikut.
Pertama, dilihat dari segi objek pembahasannya, iman sebagaimana diurtaikan di atas membahas masalah Tuhan baik dari segi sifat maupun zat-Nya. Kepercayaan yang mantap kepada Tuhan yang demikian itu, akan menjadi landasan untuk mengarahkan amal perbuatan yang dilakukan manusia, sehingga perbuatan yang dilakukan manusia itu akan tertuju semata-mata karena Allah SWT.
            Kedua, dilihat dari segi fungsinya, iman itu menghendaki agar seseorang yang beriman tidak hanya cukup dengan menghafal rukun iman yang enam saja, yang terpenting adalah agar orang yang beriman itu meniru dan mencontohkan terhadap subyek yang terdapat dalam rukun iman itu.
            Demikian juga jika seorang beriman kepada para malaikat, maka yang dimaksudkan antara lain adalah agar manusia meniru sifat-sifat yang terdapat pada malaikat, seperti sifat jujur, amanah, tidak pernah durhaka dan patuh melaksanakan segala yang di perintahkan Allah.
            Demikian pula beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan Allah, khususnya Al-Qur’an, maka secara akhlaki harus diikuti dengan upaya menjalankan al-Qur’an sebagai iman dalam kehidupan. Dengann cara demikian iman kitab erat kaitannya dengan pembinaan akhlak yang mulia.
            Selanjutnya iman kepada para rasul, khususnya pada Nabi Muhammad SAW. juga harus disertai dengan upaya mencontohkan akhlak Rasulullah dan mencintainya. Di dalam ql-Qur’an dinyatakan oleh Allah bahwa Nabi Muhammad SAW. itu berakhlak mulia.
            Demikian pula beriman kepada hari akhir, dari sisi akhlaki harus disertai dengan upaya menyadari bahwa segala amal perbuatan yang dilakukan selama di dunia ini akan dipertanggung jawabkan di akhirart nanti. Kebahagiaan hidup di akhirat yang ditentukan oleh amal perbuatan yang baik dan sebanyak-banyaknya akan mendorong seseorang memiliki etos kerja untuk selalu melakukan amal perbuatan yang baik selama hidupnya di dunia. Di sinilah letaknya hubungan kepada hari akhir dengan akhlak yang mulia.

            Selanjutnya beriman kepada qada dan qadar Allah juga erat kaitannya dengan akhlak, yaitu agar orang percaya kepad qada dan qadar Allah itu senantiasa mau bersyukur terhadap keputusan Allah dan rela menerima segala keputusan-Nya.

            Berdasarkan analisis yang sederhana ini, tampak jelas bahwa rukun iman yang enam ternyata erat kaitannya dengan pembinaan akhlak yang mulia. Dengan demikian dalam rangka mengembangkan ilmu Akhlak, bahan-bahannya dapat digali dari ajaran iman atau keimanan tersebut.

            Dari uraian yang agak panjang lebar ini dapat dilihat dengan jelas adanya hubungan yang erat antara keimanan yang dibahas dalam iman dengan perbuatan baik yang dibahas dalam akhlak. Iman tampil dalam memberikan landasan terhadap Akhlak, dan Akhlak tampil memberikan penjabaran dan pengamalan dari Iman itu sendiri. Iman tanpa akhlak yang mulia tidak aka nada artinya, dan akhlak yang mulia tanpa iman tidak akan kokoh. Selain itu, iman memberikan arah terhadap akhlak, dan akhlak memberikan isi terhadap arahan tersebut. Di sinilah letak hubungan yang erat dan dekat antara akhlak dan iman.

No comments:

Post a Comment

Adbox