Terbaru

LightBlog

Friday, October 27, 2017

Makalah Hakikat Suvervisi Pendidikan

BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertian suvervisi pendidikan
Setiap aktivitas, besar maupun kecil, yang tercapainya tergantung kepada beberapa orang, diperlukan adanya koordinasi didalam segalagerak langkah. Untuk mengkoordinasikan semua gerak langkah tersebut, pimpinn sekolah harus berusaha mengetahui eeluruhan situasi diseolahnya dalam segala bidang. Usaha pimpinan dan guru-guru untu mengetahui situasi lingkungan sekolah dalam segala kegiatannya, disebut supervisi atau pengawasan sekolah.
Istilah supervisi ini kiranya belum begitu lazim dipergunakan dalam lingungan perseolahan dan kepegawaian ita di saat- saat  kita searang. Tetapi makin lama makin dikenal dan makin banyak dipergunaan orang. Namun demikian, mengenai arti, fungsi dan tujuan yang terkandung didalamn]ya, masih merupakan tanda tanya, apakah sudah bener-bener dipahami istilah itu. Dilihat dari sudut pandang etimologi supervisi berasal dari kata super dan vision  itu berartiatas dan penglihatan. Jadi secara etimologis, supervisi adalah penglihatan dari atas. Pengertian itu merupakan arti kiasan yang menggambarkan suatu posisi dimana yang melihat berkedudukan lebih tinggi dari pada yang dilihat. Hal ini dapat diartikan bahwa kegiatan supervisi dilakukan oleh atasan kepada bawahan.
Marilah kita tinjau sejenak defenis-defenisi yang dikemukakan oleh para sarjana :
-          Menurut P. Adams dan Frank G. Dickey :
Suvervisi adalah suatu program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran. ( supervision is a planned of instruction).
-          Dalam dictionari of education, good carter memberikan defenisi sebagai berikut :
Suvervisi adalah segala usaha dari petugass-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas pendidikan lainya dalam memperbaiki pengajarran, termasuk memperkembangankan pertumbuhan guru-guru, menyelesaikan dan mereisi tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran dan metode mengajar  dan penilaian pengajaran
-          Menurut Alexander dan Saylor :
Supervisi adalah suatu program inservice education dan usaha memperkembangkan kelompok ( group ) secara bersama.
-          Menurut boardman :
Supervisi adalah usaha menstimulir,  mengkoordinir dan membimbing scara kontinu pertumbuhan guru-guru sekolah, baik secara individuil aupun secara kolektif, agar lebih mengerti , dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran, sehingga demikian mereka mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam masyarakat demokrasi modern.
-          Mc. Nerney meninjau supervisi sebagai suatu proses penilaian mengatakan : supervisi adalah prosedur memberi arah serta mengadakan penilaian secara kritis terhadap proses pengajaran
-          H. Burton & Leo J. Bruckkner
Supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama sama faktor-ffaktor yang mempengaruhi pertmbuhan dan perkebangan anak.
Defenisi – defenisi  tersebut diatas rupanya terdapat perbedaan satu dengan yang lain karena titik tolak merekka juga berbeda-beda. Namun demikian, alau kita teliti kesemuanyaa tidak terdapat meninggalkan unsur-unsur pokok berikut :
·         Tujuan
·         Situassi belajar-mengajar
·         Supervisor

1. Tujuan
2. situasi belajar-mengajar
3. supervisor

Jadi pengertian supervisi pendidikan adalah kegiatan membimbing dan membina guru dalam meningkatkan profesinya, terutama dalam proses pembelajaran

2.      Tujuan supervisi pendidikan
Pada zaman penjajahan, supervisi dijalankan oleh pemilik sekolah atau oleh kepala seolah terhadap guru-guru diwilayhnya. Tujuannya ialah untuk mengetahui apakah segala peraturan, perinttah atau larangan dijalanan sesuai dengan petunjuk. Apaah semuanya sudah sesuai dan tidak menyimpang sedikitpun, maka sekolah itu dinilai “baik” . para karyawan mendapat kondite baik dan menerima hadiah, kenaikan pangkat, kenaikan gaji dansebagainya.
Sebaliknya, apabila karyawan menyimpang peraturan maka ia mendapatan ondite :bruk”, dan menerima huuman administratif, misalnya dipindahkan ketempat yang tidak menyenangkan tentunya kenaikan pangkat dan sebagainya.
Jadi supervisi zaman dahulu hanya untuk membagi hadiah kepada karyawan sekolah yang taat melaksanakan perintah dari pusat, dan untuk mencari kesalahan para karyawan, yang kemudian mendapat hukuman. Supervisor ( orang yang menjalankan supervisi ) pada waktu itu dinamaan inspektur. Usaha pembimbingan dan memberi nasihat guna kesempurnaan pelaksanaan tugas tidak ada. Karena it suasana kepegawaian adalah tertean dan takut. Tida ada kegembiraaan bekerja, karena semua karyawan dihinggapi rasa kuatir mendapat kondite buruk apabila sekonyong-konyong ada penilikan.
Lain halnya dengan zaman kemerdekaan sekarang. Tujuan supervisi pada zaman ini ialah : mengetahui situasi untuk mengukur tingkat perkembangan kegiatan seolah dalam usahany mencapai tujuan. Atau dengan kata lain : tujuan supervisi adalah memperkembangka situasi belajar dan mengajar yang baik. Yaitu untuk pengukuran kemajuan sekolah.
Ciri lain dari supervisi masa sekarang adalah menekankan antara hubunga yang akrab. Antarhubngan supervisor dengan personalia sekolah terutama dengan guru-guru diharapkan akrab dan harmonis. Kondisi ini dipandang sebagaai dasar yang palingutama dalam melaksanakan supervisi. Sama halnya dengan kegiatan bimbingan dan konseling, hubungan dulu diciptakan agar akrab, sesudah hubungan guru dan murud bermasalah itu akrab barulah konseling dilaksanakan analog dengan proses ini, proses supervisi pun perlu dibuat semacam persiapan atau penghangatan sebelum supervisi dilaksanakan
Selanjutnya dalam pengawasan dikemukakan situasi positif yang memungkinkan tercapainya tujuan dengan baik, dan situasi negatif yang menghambat tercapainya tujuan. Follow-up supervisi adalah membimbing atau menasehati dari pihak supervisor kepada guru dan karyawan untuk meningkatkan hasil, dan tujuan menghilangkan semua hambatan dalam mencapai tujuan.
Dalam zaman kemerdekaan, dengan usaha demokratisasi dan partisipasi dilapangan pendidikan disekolah ini, supervisi, evaluasi, gidance an counselling merupakan satu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Untuk mengukur perkembangan dalam mencapai dalam usaha mencapai tujuan mutlak, perlu adanya pengawasan ( supervisi ) dan untuk mencapai tujuan sebaik-bainya perlu supevisor memberi bimbingan dan penyuluhan ( guidance an couselling ).jelaslah bahwa dalam zaman kemerdekaan ini supervisi tidak bertujuan meluluhkan untuk memberi kondite pada karyawan, guna memberi hadiah maupun hukuman, melainkan untuk dapat memberi pimpinan dalam mencapai tujuan sekolah. Hal ini jelas tercantum dalam Undang-undang tentang Pendidikan dan Pengajaran No.12 Tahun 1954 Bab XVI Pasal 27 yang berbunyi :
“ pengawasan pendidikan dan pengajaran berarti memberi pimpinan kepada para guru untuk mencapai kesempurnaan didalam pekerjaanya.”
Karena itu dalam masyrakat yang senantiasa berkembang ini, seorang guru hendaknya dapat mengikuti perkembangan – perkembangan itu. Jika tidak, maka kita akan tertinggal dan secara tidak sadar, akan merupakan faktor penghalang bagi perkemangan masyarakat. Perkembangan, peningkatan dan perbaikan inilah yang terkandung dalam arti supervisi. Masyarakat akan maju jika pendidikannya maju, pendidikan akan maju jika ada yang memimpinya untuk meningkatkan dan mengembangkan profesinya bimbingan semacam inilah yang merupakan inti dari pengertian supeervisi.
Supervisi diperlukan dalam proses pendidikan berdasrkan dua hal penting.
-          Pertama, perkembangan kurikulum yang merupakan gejala kemajuan pendidikan. Perkembangan tersebut sering menimbulkan perubahan-perubahan struktur maupun fungsi kurikulum. Pelaksanaan kurikulum tersebut memerlukan penyesuaian yang terus menerus dengan keadaaan nyata di lapangan. Hal ini berarti bahwa guru-guru senantiasa hrus berusaha mengembangkan kreativitasnya agar supaya pendidikan berdasarkan kurikulum itu dapat terlaksana dengan baik. Namun demikian, upaya tersebut tidak selamanya dapat berjalan dengan mulus. Banyak hal yang sering menghambat, yaitu lengkapnya informasi yang diterima, keadaan sekolah yang tidak sesuai dengan tuntutan kurikulum, masyarakat yang tidak membantu, keterampilan menerapkan metode yang harus ditingkatkan dan bahkan proses memecahkan masalah-masalah belum dikuasai. Dengan demikian, guru dan kepala sekolah yang melaksanakan kebijakan pendidikan ditingkat yang paling mendasar memerlukan bantuan – bantuan khusus dalam memecahkan masalah mereka. Bantuan khusus sesuai dengan tuntutan pengembangan pendidikan, khususnya pengembangan kurukulu.
-          Kedua, pengembangan personal, pegawai, atau karyawa senantiasa merupakan upaya yang terus meners dalam suatu organisasi. Demikian pula halnya dengn sekolah. Kepala sekolah, guru tenaga tata usaha memerlukan peningkatan karirnya, pengetahuan dan keterampilanya. Perkembangan personal ini dapat dilaksanakan secara formal dan informal. Pengembangan informal diselenggarakan dan menjadi tanggung jawab lembaga bersangkutan dan melalui penatarn, tugas belajar, lokakarya,dan sejenisnya. Sedangkan pengembangan informerupakan tanggung jawab pegawai sendiri dilaksanakan secara mandiri atau bersama dengan rekan kerjanya. Teknik pengembangan jenis informal antara lain adalah mengikuti perkembangan pendidikan melalui kepustakaan, telaahan atau percobaan suatu metode mengajar, menambah pengetahuan, melalui bacaaan, mengikuti kegiatan ilmiah.

Superisi pendidikan adalah bantuan yang diberikan kepada personel pendidikan untuk mengembangkan proses pendidikan yang lebih baik dan upaya meningkatkan mutu pendidikan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
·         Menyampaikan gagasan, prosedur dan bahan mataeria untuk menilai dan mengembangan kurukulum.
·         Mengembangkan pedoman, petunjuk, car dan bahan penunjang lainya untuk melaksanakan kurikulum.
·         Merencanakan perbaikan metode proses belajar-mengajar secara formal melalui penataran, lokakarya, seminar, sanggar kerja, diskusi, dan kunjungan dinas.
·         Membina dan mengembangkan organisasi profesi seperti : musyawarah guru bidang study, kelompok kerja guru ( KKG) kelompok kerja kepala sekolah (KKKS), kelompok kerja penilaian sekolah (KKPS)
·         Membina, membimbing dan mengarahkan guru-guru kepada peningkatan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan melaksanakan proses belajar mengajar
·         Menilai kurikulum, sarana prasarana, prosedur berdasarkan tujuan pendidikan.

3.      Jenis-jenis suprvisi pendidikan
Pada umumnya supervisi pendidikan lebih tertuju kepada supervisi kelas. Semacam ini  lebih mengutamakan kegiatan kunjungan kelas untuk mengobservasi proses belajar-mengajar dikelas. Kunjungan inibiasanya diadahului dengan konferensi atau wawancara yang pada umumnya membicarakan program semester, satuan pelajar, kehadiran dan penilaian hasil belajar. Setelah kunjungan kelas lazim juga diadakan pasca observasi atau past observation yang terdiri dari konferensi dan wawanacara untuk memberikan tanggapan dan kesa, penilaian dan diskusi. Sering pula penilaian terhadap guru dikemukankan dalam kesempatan ini. Supervisi dengan langkah-langkah tersebut digolongkan sebagai jenis supervisi klinikal.
Supervisi klinikal pendidikan sering juga digolongkan sebagai supervisi langsung, karena kegiatan-kegiatan langsung berhubungan dengan proses belajar-mengajar dikelas. Supervisi klinikal bertujauan untuk secara langsung mengadakan perbaikan terhadap proses belajar-mengajar. Selain itu, supervisi klinikal berfungsi melengkapi dikelass. Supervisi diluar keas bertujuan memperoleh gambaran engenai proses pendidikan, khusus pelaksanaan kurikulum disekolah. Kedua jenis supervisi ini saling bergantung dan saling melengkapi
Kini ada gerakan untuk mengubah supervisi klinikal itu menjadi jenis supervisi umum. Jenis supervisi klinikal itu menjadi jenis supervisi umum. Jenis supervisi ini beranggapan, bahwa program administrasi dan supervisi yang mengembangkan materi kurikulum secar intensif yang bertalian pula dengan merici silabus dan tujuan intruksional mempunyai pengaruh nyata terhadap prilaku guru di kelas. Dengan pengertian lain, prilaku proses belajar-mengajar dikelas dapat ddikendalikan secara tidak langsng bila materi kurikulum lebih terperinci, berstruktur nyata dan dibakukan. Langkah-langkah supervisi yang bersift umum ini adalah menilai dan mengarahkan tujuan instruksional yang dirumuskan guru, garis besar pokok bahasan, media pengajaran yang digunakan, tugas dan tes yang diberi, dan jadwal pelajaraan yang dipatuhi.
4.      Fungsi supervisi pendidikan
Setelah dibuat organisasi administrasi pendidikan lengkap dengan seksi-seeksinya, maka kemudian harus diadakan pengawasan ( supervisi ) oleh pimpinan sekolah atau atasanya. Sebab tanpa adanya pengawasan ada kemungkinan timbulnya situasiyang menghambat jalanya administrasi pendidikan di sekolah. Karena hambatan itu makin lama makin banyak, maka ada kemungkinan tujuan tidak tercapai dalam waktu yang telah direncanakan. Situasi yang mengmbat itu dapat timbul dari berbagai macam pihak, misalnya :
a.       Dari pihak guru:
-          Kurang adanya semangat kerja
-          Kurang kesediaan bekerja sama danberkomunikassi
-          Kurang kecakapan dalam melaksanakan tugas
-          Kurang menguasai metode mengajar
-          Kurang memahami tujuan dan program kerja
-          Kurang mentaati peraturan ketertiban,dan sebagainya.

b.      Dari pihak murid :
-          Krang kerajinan dan ketekunan
-          Kurang mentaati ketertiban
-          Kurang keinsyafan perlunya belajar, dan sebagainya.

c.       Dari pihak prasarana :
-          Kurang terpenuhinya syarat-syarat tentang gedung, halaman, kesehatan, keamanan, dan sebagainya
-          Kurang tersedianya alat-alat pelajaran, seperti bangku kursi, lemari, papan tulis, dan sebagainya.

d.      Dari pihak kepala sekolah :
-          Kurang adanya tanggung jawab pengabdan
-          Kurang kewibawaan,pengetahuan, dan sebagainya
-          Terlalu otoritr
-          Terlalu lunak,bersikap masa bodoh, dan sebagainya.
Diantara hambatan-hambatan diatas, yang paling banyak pengaruhnya ialah yang datang dari kepala sekolah. Sebab ialah yang mendapat tugas memperbaiki situasi, membmbing para karyawan, menghilangkan hambatan, tetapi dia sendiri menjadi penghambat. Karena itu tidak ada kemungkinan adanya perbaikan sebelum ada pergantian pimpinn. Pimpinan semacam ini tidak memenuhi syarat kepemimpinan.


Secara singkt dapat disimpulkan, bahwa fungsi atau tugas supervisi adalah sebagai berikut:
v  Menjalankan aktivitas untuk mengetahui situasi administrasi pendidikan, sebagai kegiatan pendidikan di sekolah dalam segala bidang.
v  Menentukan syarat-syarat yang diperlukan untuk menciptakan situasi pendidikan disekoalh
v  Menjalankan aktivitas untuk mempertinggi hasil dan untuk menghilangkan hambatan-hambatan.
Atau dengan singkat fungsi utama dari supervisi adalah ditujukan kepada perbaikan pengajaran. Sehubungan dengan hal tersebut diaas, maka Swearingen memberikan 8 fungsi supervisi sebagai berikut :
v  Mengkoordinir semua usaha sekolah
v  Memperlengkapi kepemimpinan sekolah
v  Memperluas pengalaman guru-guru
v  Menstimulir usaha-usaha yang kreatif
v  Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus
v  Menganalisis situasi belajar-mengajar
v  Memberi pengetahuan/skill kepada anggota staf.
Pendapat lain dikemukakan oleh made pidarta ( 1999: 15-19), fungsi supervisi dibedakan menjadi dua bagian besar yakni :
v  Fungsi utama ialah membantu sekolah sekaligus mewakili pemerintah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yaitu membantu perkembangan individu para siswa.
v  Fungsi tambahan adalah membantu sekolah dalam membina guru-guru agar dapat bekerja dengan baik dan dalam mengadakan kontrak dengan masyrakat dalm rangka menysuaiankan diri dengan tuntutan masyarakat serta mempelopori kemajuan masyarakat.
Tegasnya : fungsi supervisi adalah untuk memelihara program pengajaran dengan sebaiak-baiknya.

5.      Prinsip-prinsip suppervisi pendidikan.

Seorang pemimpin pendidikan yang berfungsi sebagai supervisi dalam melaksanakan supervisi hendaknya bertumpu pada prinsip supervisi sebagai berikut:
1)      Prinsip ilmiah, yang mencakup unsur-unsur :
a)      Sistematis, berarti dilaksanakan secara teratur terencana dan continue
b)      Objektif artinya data yang didapat berdasarkan pada observasi nyata, bukan tafsiran pribadi.
c)      Menggunakan alat yang dapat memberi informasi  sebagai umpan balik untuk mengadakan penilaian terhadap proses belajar mengajar.
2)      Demokratis
Service dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan hubungan kemanusian yang akrab dan kehangatan, sehingga guru-guru merasa aman untuk mengembangkan tugasnya.  Mengunjung tinggi asas musyawarah. Memiliki jiwa kekeluargaan yang kuat serta sanggup menerima pendapat orang lain.
3)      Koorperatif
Seluruh staf sekolah dapat bekeja bersama, mengembangkan usaha bersama dalam menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik.
4)      Konstruktif dan kreatif
Membina inisiatif guru serta mendorongnya untuk aktif menciptakan suasana dimana tiap orang merasa aman dan dapat mengembangkan potensi-potensinya.
5)      Praktis, artinya dapar dikerjakan, sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
6)      Fungsional
Supervisi dapat berfungsi  sebagai sumber informasi bagi pengembangan manajemen dan peningkatan proses belajar mengajar


7)      Relevansi, artinya pelaksanaan supervisi seharusnya sesuai dan menunjang pelaksanaanyang berlaku. Apabila prinsip-prinsip tersebut diatas dapat dipahami dan dilaksanakan oleh Kepala Sekolah, maka dapat diharapkan setiap sekolah akan berangsur – angsur maju dan berkemban sebagai alat yang benar-benar memenuhi syarat untuk mencapai tujuan pendidikan.

No comments:

Post a Comment

Adbox