BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ilmu
manajemen sebetulnya sama usianya dengan kehidupan manusia, mengapa
demikian karena pada dasarnya manusia dalam kehidupan sehari-harinya
tidak bisa terlepas dari prinsip-prinsip manajemen, baik langsung maupun
tidak langsung. Baik di sadari ataupun tidak disadari. Ilmu manajemen
ilmiah timbul pada sekitar awal abad ke 20 di benua Eropa barat dan
Amerika. Dimana di negara-negara tersebut sedang dilanda revolusi yang
dikenal dengan nama revolusi industri. Yaitu perubahan-perubahan dalam
pengelolaan produksi yang efektif dan efisien. Hal ini dikarenakan
masyarakat sudah semakin maju dan kebutuhan manusia sudah semakin banyak
dan beragam sejenisnya.
Sekarang timbul suatu pertanyaan “siapa sajakah yang sebenarnya memakai manajemen “ apakah hanya digunakan di perusahaan saja atau apakah di pemerintahan saja. Manajemen diperlukan dalam segala bidang. Bentuk dan organisasi serta tipe kegiatan. Dimana orang-orang saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Sekarang timbul suatu pertanyaan “siapa sajakah yang sebenarnya memakai manajemen “ apakah hanya digunakan di perusahaan saja atau apakah di pemerintahan saja. Manajemen diperlukan dalam segala bidang. Bentuk dan organisasi serta tipe kegiatan. Dimana orang-orang saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
2. Rumusan Masalah
a.Pentingnya Manajemen dalam Organisasi
b.Defenisi Manajemen
c.Prinsip – Prinsip Manajemen
d.Fungsi – Fungsi Manajemen
e.Ilmu dan Seni Manajemen
3. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen,
selain itu dengan penyusunan makalah ini juga merupakan sebagai suatu
cara untuk meningkatkan wawasan pemahaman penyusun pada khususnya dan
pembaca pada umumnya mengenai bagaimana seluk beluk manajemen itu sendiri .
BAB II
PEMBAHASAN
1.Pentingnya Manajemen dalam Organisasi
Pentingnya pengorganisasian
menyebabkan timbulnya sebuah struktur organisasi, yang dianggap sebagai
sebuah kerangka yang masih dapat menggabungkan usaha-usaha mereka dengan
baik.Dengan kata lain, salah satu bagian “tugas pengorganisasian adalah
mengharmoniskan kelompok orang yang berbeda, mempertemukan macam-macam
kepentingan dan memanfaatkan kemampuan-kemampuan kesemuanya kesuatu arah
tertentu.” Pendapat ini dikemukakan oleh (George K. Terry).
Sebenarnya
yang dimaksud dalam tulisan diatas adalah perlu adanya
tindakan-tindakan simultan units individu atau yang terpisah yang secara
bersama-bersama dapat menghasilkan suatu efek total yang lebih besar
dibandingkan dengan jumlah komponen-komponen individual. Jadi
pengorganisasian merupakan
sebuah kasus yang dapat menimbulkan efek yang sangat baik dalam upaya
menggerakkan seluruh aktifitas dan potensi yang bisa diwadahi serta
sebagai pengawasan manajerial.
Fungsi Manajemen menurut George R.Terry :
- (Planning)
- (Organizing)
-(Actuating)
- (Controlling)
Fungsi Manajemen menurut Luther Gulick :
-(Planning)
-(Organizing)
-(Stafing)
-(Directing)
-(Coordinating)
-(Reporting)
-(Controlling)
Fungsi Manajemen menurut Ernest Dale :
-(Planning)
-(Organizing)
-(Staffing)
-(Directing)
-(Innovating)
-(Respecting)
-(Controlling)
Manajemen
pada prinsipnya bagaimana mengatur kegiatan agar berjalan dengan baik
dalam mencapai tujuan secara optimal sesuai dengan yang diinginkan.
Tujuan yang diharapkan tersebut,akan berhasil dengan baik bilamana
kemampuan manusia yang terbatas baik pengetahuan, teknologi, skill
maupun waktu yang dimiliki itu dapat dikembangkan dengan membagi tugas pekerjaannya, wewenang, dan tanggung jawabnya kepada orang lain sehingga secara sinergis dan simbiosis mutualisme membentuk kerjasama yang baik maka tidak ada “manajemen”. Kalaupun ada adalah manajemen tradisional atau otoriter.
Manajemen dikatakan penting dalam menjalankan kegiatan organisasi, pada dasarnya :
1. Pekerjaan itu berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri sehingga diperlukan adanya pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab dalam penyelesaiannya.
2. Suatu organisasi akan berhasil guna dan berdaya guna.
3. Manajemen yang baikm dapat meningkatkan kinerja dari semua potensi yang dimiliki.
4. Manajemen yang baik akan menghindari dan mengurangi pemborosan.
5. Manajemen merupakan suatu pedoman pemikiran dan tindakan kegiatan organisasi.
6. Manajemen merupakan suatu pedoman pemikiran dan tindakan kegiatan organisasi.
7. Manajemen
yang baik selalu mengedepankan kerjasama, keharmonisasi, komunikasi
yang kontruktif, seimbang, searah saling menghormati, dan menghargai
mencintai sebagai tujuan dapat dioptimalkan.
8. Manajemen diperlukan untuk kemajuan, dan pertumbuhan juga perkembangan agar lebih baik lagi.
2. Definisi Manajemen
Kata
Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki
arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi
yang mapan dan diterima secara universal. Kata manajemen mungkin berasal
dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti “mengendalikan,”
terutamanya “mengendalikan kuda” yang berasal dari bahasa latin manus
yang berati “tangan”. Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis
manège yang berarti “kepemilikan kuda” (yang berasal dari Bahasa Inggris
yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga
berasal dari bahasa Italia.Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari
bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan
dan mengatur. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen
sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini
berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang
lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan
manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran
(goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat
dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas
yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan
jadwal.Istilah manajemen, terjemahannya dalam bahasa Indonesia hingga
saat ini belum ada keseragaman.
Definisi manajemen yg dikemukakan oleh Daft (2003:4) sebagai berikut: “Management
is the attainment of organizational goals in an effective and efficient
manner through planning organizing leading and controlling
organizational resources”.Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai
arti bahwa manajemen merupakan pencapaian tujuan organisasi dgn cara yg
efektif dan efisien lewat perencanaan pengorganisasian pengarahan dan
pengawasan sumberdaya organisasi.
Plunket dkk.(2005:5) mendefinisikan manajemen sebagai “One or more managers individually and collectively setting and achieving goals by exercising related functions (planning organizing staffing leading and controlling) and coordinating various resources (information materials money and people)”.
Pendapat tersebut kurang lbh mempunyai arti bahwa manajemen merupakan
satu atau lbh manajer yg secara individu maupun bersama-sama menyusun
dan mencapai tujuan organisasi dgn melakukan fungsi-fungsi terkait
(perencanaan pengorgnisasian penyusunan staf pengarahan dan pengawasan)
dan mengkoordinasi berbagai sumber daya (informasi material uang dan
orang).
Manajer sendiri menurut Plunket dkk.(2005:5) merupakan people who are allocate and oversee the use of resources jadi merupakan orang yg mengatur dan mengawasi penggunaan sumber daya.
Lewis dkk.(2004:5) mendefinisikan manajemen sebagai: “the
process of administering and coordinating resources effectively and
efficiently in an effort to achieve the goals of the organization.” Pendapat
tersebut kurang lbh mempunyai arti bahwa manajemen merupakan proses
mengelola dan mengkoordinasi sumber daya-sumber daya secara efektif dan
efisien sebagai usaha utk mencapai tujuan organisasi.
Menurut Mary Parker Follet yg dikutip oleh Handoko (2000:8) manajemen merupakan seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi
ini mengandung arti bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan
organisasi melalui pengaturan orang-orang lain utk melaksanakan berbagai
tugas yg mungkin diperlukan.
Menurut G.R Terry manajemen sebagai suatu
proses yang khas yang terdiri atas tindakan – tindakan
perencanaan,pengorganisasian,dan pengendalian yang dilaksanakan untuk
menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang sudah ditentukan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya ekonomi lainnya .
Menurut A.F.Stoner manajemen adalah seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang-orang .
S.P.Hasibuan mengungkapkan manajemen adalah ilmu
dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber
daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan
tertentu .
3. Prinsip – Prinsip Manajemen
1. Pembagian Kerja (Division of Labour)
Pembagian
kerja dalam suatu badan sangat diperlukan untuk membedakan seseorang
dalam suatu perusahaan, apakah ia pemimpin, pelaksana, staf dan lain
sebagainya. Baik buruknya pembagian kerja banyak menentukan berhasil
guna dan berdaya guna.
2. Kekuasaan (wewenang) dan Tanggung Jawab (Authority and Responsibility)
Setiap pejabat/pimpinan dalam suatu badan tertentu harus mempunyai kekuasaan dan tanggung jawab. Kekuasaan, wewenang (authority) adalah hak untuk mengambil keputusan sehubungan tugas dan tanggung jawab atas pekerjaan yang dikerjakannya.
3. Disiplin (Discipline)
Disiplin
merupakan sesuatu yang menjadi dasar bagi kekuatan suatu badan atau
perusahaan. Setiap pihak yang terlibat dalam suatu badan harus ada
kedisiplinan untuk melakukan suatu pekerjaan, menaati peraturan yang
dibuat oleh badan tersebut. Pimpinan harus dapat memberi teladan kepada
bawahan dengan jalan memenuhi peraturan dan perjanjian yang telah
disepakati sebelumnya.
4. Kesatuan Perintah (Unity of Command)
Untuk
memperlancar pencapaian tujuan, perlu adanya kesatuan perintah dari
atasan kepada bawahan atau seorang pegawai menerima perintah dari
seorang atasannya.
5. Kesatuan Arah (Unity of Direction)
Dengan
prinsip kesatuan arah dimaksudkan seorang kepala dan pegawainya tidak
boleh bertentangan antara satu sama lain dalam mencapai suatu tujuan
secara keseluruhan.
6. Kepentingan Individu Harus Berada di Bawah Kepentingan
Umum ( Subordinate of Individual Interest to General Interest) Prinsip ini dimaksudkan bahwa kepentingan umum atau perusahaan secara keseluruhan harus berada di atas kepentingan pribadi.
7. Pembayaran Upah yang Adil (Remuneration of Personal)
Dalam
pemberian upah kepada pegawai harus adil atau tidak berat sebelah, ada
dasar-dasar objektif dalam menetapkan upah masing-masing pegawai.
8. Pemusatan (Centralization)
Suatu
wewenang dapat dipusatkan dan dapat didelegasikan kepada
pejabat-pejabat tertentu untuk memperlancar jalannya suatu perusahaan.
9. Rantai Skalar atau Scalar Chain (Line of Authority)
Dengan prinsip ini dimaksudkan bahwa garis wewenang dalam suatu organisasi haruslah jelas.
10.Tata Tertib (Order)
Dalam
melakukan suatu usaha harus ada ketertiban baik secara material maupun
orang-orang, sehingga ada aturan yang harus dijalankan.
11.Keadilan (Equity)
Agar
setiap bawahan setia kepada atasannya, maka masingmasing atasan harus
mempraktikkan keadilan yakni memberikan kepada setiap orang apa yang
menjadi haknya.
12.Stabilitas Pegawai (Stability of Tenure of Personal)
Keberadaan
pegawai harus dijaga kestabilannya, jangan terlalu sering pergantian
pegawai, baik karena pemindahan atau pemecatan. Ketidakstabilan pegawai
akan menimbulkan pertambahan biaya, baik merekrut, melatih dan juga
untuk pengawasan.
13.Inisiatif (Initiative)
Setiap
orang atau pegawai diberi kesempatan untuk mengungkapkan atau
menjalankan inisiatif, baik mengenai cara kerja, prosedur kerja atau
menjalankan rencana baru dalam pekerjaannya.
14.Jiwa Kesatuan (Esprits de Corps)
Pada
diri setiap pegawai atau manajer perlu ditanamkan jiwa kesatuan atau
kesetiaan pada kelompok, sehingga dapat bekerja sama pada sejumlah orang
untuk mencapai tujuan bersama.
4. Fungsi manajemen
Dalam
Manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen yang terkait erat di
dalamnya. Pada umumnya ada empat fungsi manajemen yang banyak dikenal
masyarakat yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian
(organizing), fungsi pengarahan (directing) dan fungsi pengendalian
(controlling). Untuk fungsi pengorganisasian terdapat pula fungsi
staffing (pembentukan staf). Para manajer dalam organisasi perusahaan
bisnis diharapkan mampu menguasai semua fungsi manajemen yang ada untuk
mendapatkan hasil manajemen yang maksimal.
Di bawah ini akan dijelaskan arti definisi atau pengertian masing-masing fungsi manajemen :
1. Fungsi Perencanaan / Planning
Fungsi
perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan perusahaan dan diikuti
dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan tersebut.
2. Fungsi Pengorganisasian / Organizing
Fungsi
perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya
manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk
menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan
perusahaan.
3. Fungsi Pengarahan / Directing / Leading
Fungsi
pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan
lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya.
4. Fungsi Pengendalian / Controling
Fungsi
pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar
yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika
diperlukan.
5.Ilmu dan Seni Manajemen
Suatu bidang pengetahuan yang baru berkembang sering dipertanyakan apakah bidang pengetahuan tersebut sebagai ilmu (science), seni (art), dan dapatkah dikategorikan sebagai profesi (professions)?
Terhadap manajemen sebagai satu bidang pengetahuan yag baru berkembang
juga dipertanyakan hal yang sama.Pertanyaan yang sering muncul apakah
manajemen adalah satu ilmu atau suatu seni, apakah teori ada, dan
mengapa mazhab atau pendekatan kepada teori dan pengetahuan manajemen.
a.Manajemen sebagai Seni
Manajemen sebagai praktik diakui sebagai suatu seni.Bitel dan Bitel berpendapat: ”Managing,like all other practices,is an art. It is know-how. It is doing things in the light of the realities of a situation.” Seni
adalah pengetahuan cara mengerjakan untuk mencapai suatu hasil yang
konkrit dan diinginkan.Seni adalah keterampilan yang dikuasai dengan
latihan sesuai sifat-sifat kepribadian orang bersangkutan; bakat
pribadi (persoal aptitude) atau keterampilan (skill).Cara
meningkatkan seni manajemen sama dengan cara meningkatkan seni yang lain
yaitu melalui pelatihan dan pengalaman dan akan lebih baik lagi jika
memiliki bakat karena pembawaan kodrati.Manajer harus memiliki seni
bermanajemen (the art of managing) yang tidak lain merupakan
bakat pribadi atau keterampilan untuk mengerjakan tugas.Menurut John A.
Pearce dan Richard B. Robinson:
In
that art requires a personal aptitude or skill, managers who must make
organizational decisions about how best to position their resources in
certain future markets are surely involved in an artistic process…
Understanding subordinates in order to create an appropriately
motivating environment in which they are likely to achieve
organizational is certainly an art.
Seni
adalah usaha manusiawi yang paling kreatif. Jika kerjasama yang
terorganisasi secara efisien dan efektif dihargai dan dianggap penting,
maka bermanajemen merupakan seni yang paling penting dari semua
seni.Tingkat seni yang dimiliki seseorang memungkinkan orang tersebut
menunjukkan penampilan yang khas dibandingkan dengan orang lain yang
tidak memiliki seni.Bahkan tujuan organisasi realtif dapat dicapai
secara efektif dan efisien apabila manajer memiliki keterampilan
manajerial(managerial skill).Dalam hal ini keterampilan berhubungan dengan bagaimana mengerjakan.Menurut George R. Terry:
An
important source of good management is management art-the imagination
to create practical visions and to make them evident with a high degree
of craft.Management is one of the most creative of all arts.It is the
art of arts because it is the organiszer and utilizer of human talent.
Harus
disadari,bahwa manajer yang mencoba melaksanakan manajemen tanpa teori
dan tanpa pengetahuan yang membentuk teori itu harus percaya kepada
keberuntungan,naluri atau kebiasaan masa lalu.Tetapi dengan pengetahuan
yang terorganisir dan metode ilmiah,manajer memiliki kesempatan yang
jauh lebih baik untuk suatu pemecahan masalah manajemen yang baik dan
dapat dilaksanakan.Tetapi juga hanya pengetahuan tentang prinsip atau
teori (ilmu) tidak akan menjamin praktik berhasil,sebab orang harus tahu
bagaimana memakainya(seni atau keterampilan).Karena tidak ada ilmu
dimana segala-galanya diketahui dan semua hubungan telah dibuktikan,maka
ilmu tak dapat menjadi alat komprehensif dari irang yang melakukan seni
itu.Jadi manajemen baik seni dan ilmu.Seperti Bittel dan Bittel
menulis:
Managing,like
all other practices,is an art. It is know-how. It is doing things in
the light of the realities of a situation.But the practice of managing
must make use of underlying organized knowledge; and it is this
knowledge,whether crude or advanced,whether exact or inexact, which,to
the extent it is well organized,clear,and pertinent,constututes a
science.Thus, managing as practices is art;the organized knowledge
underlying it may be referred to as sicence. Consequently,science and
art are not mutually exclusive;they are complimentary.
2.Manajemen sebagai Ilmu
Ilmu
adalah pengetahuan yang diorganisasi.Karakteristik esensial dari setiap
ilmu adalah bahwa pengetahua yang disistematisir melalui penerapan
metode ilmiah,Pengetahuan yang menggunakan metode ilmiah dapat
dikategoikan sebagai ilmu.Pengetahuan yang telah disistematisir tersebut
dapat digunakan untuk mendeskripsikan,menjelaskan dan memprediksi
fenomena empiris.Jika manajemen semata-mata diartikan sebagai seni,maka
akan sulit untuk menyusun pengetahuan manajemen secara sistematis dan
akan sukar mengajarkannya kepada orang lain dan menjelaskan fenomena
manajerial dengan menggunakan metode ilmiah.Manajemen mengandung
aspek-aspek tertentu yang mempunyai kekuatan orientasi ilmiah.Manajemen
dapat disebut sebagai ilmu karena ia manggunakan metode ilmiah dan teori
dalam menjelaskan fenomena manajerial.Dalam lapangan manajemen,peranan
dari teori adalah memberikan satu sarana tentang pengklasifikasian
pengetahuan manajemen signifikan dan bersangkutpaut.
Legitimasi manajemen sebagai ilmu (science) atau badan pengetahuan (body of knowledge)
baru berkembang pada awal abad 20,yang dirintis oleh Fredrick Winslow
Taylor dan Henry Fayol.Taylor,misalnya,dalam buku Manajemen Ilmiah (Scientific Management)
menyusun gagasan untuk meningkatkan produktivitas kerja dengan
menerapkan metode-metode ilmiah.Luther Gullick sebagai konributor dan
pelopor pendekatan proses manajemen juga mengakui manajemen sebagai
bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha untuk memahami
mengapa dan bagaimana orang-orang bekerjasama untuk mencapai sasaran dan
menjadikan sistem kerjasama ini lebih berguna bagi kemanusiaan.Menurut
Gullick,manajemen memenuhi syarat sebagai bidang pengetahuan atau ilmu
karena manajemen telah dipelajari beberapa waktu dan disusun menjadi
serangkaian teori walaupun teori tersebut masih terlalu umum dan
subjektif.Gullick yakin,bahwa bidang manajemen akan benar-benar menjadi
suatu ilmu kalau teori mampu menuntun manajer untuk menentukan apa yang
harus mereka lakukan dalam situasi tertentu dan memungkinkan mereka
dapat meramalkan akibat dari tindakan-tindakannya.
Sebagai ilmu,oleh karena itu,manajemen merupakan suatu badan pengetahuan yang dapat dipelajari dan diajarkan (a teachable body of knowledge)
dan bahkan telah diinstitusionalisasikan menjadi disiplin akademik
dalam pendidikan formla disekolah,institut atau universitas.Juga telah
menjadi materi yang diberikan dilembaga-lembaga pendidikan atau
pelatihan manajemen.Dengan demikian,pengetahuan manajemen atau
penguasaan ilmu manajemen dapat ditingkatkan melalui penelusuran
buku-buku manajemen (yang didalamnya terdapat teori,metode,dan
pendekatan) dan pendidikan formal termasuk observasi empiris tentang
fenomena kerjasama organisasional.
Para
pelaku manajemen atau manajer yang mencoba menerapkan manajemen tanpa
teori dan tanpa pengetahuan yang dibentuk oleh teori itu,harus percaya
kepada keberuntungan,naluri atau apa yang telah mereka lakukan dimasa
lalu.Sebaliknya,dengan pengetahuan manajemen yang terorganisir,mereka
mempunyai kesempatan yang jauh lebih baik untuk memecahkan suatu masalah
manajemen dengan baik dan dapat dilaksanakan.Jadi,manajemen
mempergunakan pengetahuan yang terorganisir ialah ilmu dan metode ilmiah
dan menerapkannya dalam realitas untuk mencapai hasil yang
maksimum.Oleh karena itu Bittel dan Bittel menulis:
But
such management knowledge as is available can certainly be used to
improve managerial practice. Physicans without the advantage of science
would be little more than witch doctors. Executive who attempt to manage
without such management science as is available today must trust to
luck,intuition,or what they did in the past.
Dengan
berkembangnya manajemen sebagai ilmu melalui pengembangan berbagai
teori dan teknologi manajemen bukan berarti mengurangi bahkan
menghilangkan seni manajemen (art of management). Manajemen sebagai ilmu
dan manajemen sebagai seni bukannya saling bertentangan,melainkan
saling melengkapi.Oleh karena itu semakin berkembang manajemen sebagai
ilmu,seharusnya seni manajemen juga demikian.Keduanya mesti ditingkatkan
bersama-sama sehingga pengembangan kemampuan bermanajemen didasarkan
pada ilmu yang artistik (artistic science) atau penerapan ilmu yang dilandasi oleh seni,dan seni yang ilmiah (scientific art)
atau penerapan seni yang berdasarkan ilmu.Seni manajemen yang paling
produktif selalu berdasarkan pengertian mengenai ilmu manajemen dan
ilmu-ilmu lain yang mendasarinya; sebaliknya ilmu manajemen yang paling
produktif selalu berdasarkan pengertian dan penerapan tentang seni
manajemen.Kombinasi antara seni dan ilmu manajemen tidak menunjukkan
suatu proporsi yang tetap,melainkan dalam proporsi yang
bervariasi.Artinya,adakalanya seni lebih dominan dari ilmu atau
sebaliknya,tergantung pada situasi dan masalah yang dihadapi dalam
praktik manajerial.
Karena
manajemen merupakan kombinasi dari seni dan ilmu,maka untuk menjadi
manajer efektif,harus memiliki seni atau keterampilan manajemen dan ilmu
atau pengetahuan tentang manajemen.Umumnya manajer efektif cenderung
menggunakan pendekatan ilmiah dalam strategi formulasi,sedangkan dalam
strategi implementasi dan evaluasi,bagaimanapun,manajer harus juga
menggunakan seni manajemen.Manajemen hanya mungkin dapat dilaksanakan
secara benar jika manajer memiliki ilmu sebagai landasan untuk bertindak
secara intuitif.Dengan demikian,knowledge (science) without skill
(art) is useless,skill (art) without knowledge (science) means
stagnation,managing without common sense is often wrong.Jadi,kunci
untuk manajemen yang sukses adalah kemampuan memadukan secara
bersama-sama antara ilmu atau pengetahuan,seni atau keterampilan,dan
pikiran sehat kedalam apa yang disebut kerangka kerja yang dapat
dikerjakan (workable frame work).
No comments:
Post a Comment