BAB II
KALIMAT EFEKTIF
A.Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat
efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan gagasan dari penulis ke
pembaca, sehingga menimbulkan gagasan atau pemikiran yang sama antara
penulis dan pembaca. Sebuah kalimat harus dapat dipahami sebagai
identitas kebahasaan yang mampu menimbulkan kembali gagasan atau ide
yang ada dalam diri penulis, persis sama dengan idea tau gagasan yang
dimiliki pembacanya.
B. Ciri-ciri Kalimat Efektif
1. Kesatuan Gagasan
Kalimat efektif harus memperlihatkan kesatuan gagasan yang mengandung satu ide pokok. Dikatakan memiliki kesatuan gagasan apabila subjek, predikat, dan unsur-unsur lainnya salaing mendukung dan membentuk kesatuan tunggal.
Contoh:
a. Tahun ini SPP mahasiswa baru saja dinaikkan.
Harusnya:
b. SPP mahasiswa tahun ini baru saja dinaikkan.
(kalimat a tidak efektif, sedangkan b efektif)
2. Kepaduan
Adalah hubungan timbal balik yang jelas antara unsur-unsur pembentuk kalimat itu.kepaduan kalimat akan terganggu apabila :
a. Penggunaan kata ganti yang salah.
b. Kata depan yang tidak tepat.
c. Kata penghubung yang tidak jelas.
Contoh :
a. Penggunaan kata ganti yang salah.
Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih.
Harusnya :
Atas perhatian saudara, saya ucapkan terima kasih.
b. Kata depan yang tidak tepat.
Pengarang itu menceritakan tentang pengalaman masa kecilnya.
Harusnya :
Pengarang itu menceritakan pengalaman masa kecilnya.
c. Kata penghubung yang tidak jelas.
Yanto mengotori kaca itu; ia membersihkannya.
Harusnya :
Yanto mengotori kaca itu kemudian ia membersihkannya.
3. Kelogisan.
Suatu kalimat dianggap logis apabila kalimat itu mengandung makna yang dapat diterima akal sehat.kalimat itu bermakna sesuai kaidah-kaidah nalar secara umum. Rumput makan kuda merupakan contoh kalaimat tidak logis.
Contoh : Kalimat tidak logis.
a. Ayahnya mengajar bahasa Indonesia di sekolah.
Harusnya :
b. Ayahnya mengajarkan bahasa Indonesia di sekolah kami.
c. Ayahnya mengajari kami bahasa Indonesia.
4. Kehematan.
Adalah menggunakan kata-kata secara efisien, tidak berlebih lebihan.setiap kata memiliki fungsi yang jelas.
Contoh : menghilangkan pleonasme
a. Ia mempunyai koleksi buku-buku langka.
Harusnya :
Ia mempunyai koleksi buku langka.
b. Pada zaman dahulu kala, Kerajaan Majapahit sangat berpengaruh.
Harusnya :
Pada zaman dahulu, Kerajaan Majapahit sangat berpengaruh.
5. Penekanan.
Merupakan upaya untuk mempertegas bagian kalimat yang memang perlu untuk ditonjolkan.
Contoh :
Salah satu kendala penulisan karya ilmiah, menurut Prof. Dr. Sholehuddin , adalah kemalasan menulis.
C. Penyebab Kalimat Tidak Efektif
1. Bentukan Kata
Salah satu penyebab kalimat tidak efektif adalah penggunaan bentukan kata berimbuhan yang tidak tepat.
Contoh :
Anak –anak melempari batu ke dalam sungai.
Kalimat
tersebut tidak efektif karena menggunakan kata berimbuhan yang tidak
tepat. Akhiran –i pada kata melempari membutuhkan objek yang bergerak.
Perbaikan :
Anak – anak melemparkan batu ke dalam sungai.
2. Stuktur Kalimat
Penyebab lain ketidak efektifan kalimat adalah pemakaian stuktur kalimat yang tidak tepat.
Contoh :
a. Di antara ketiga anakanya memiliki perbedaan sifat
b. Kalau lulus ujian, maka saya akan mengadakan syukuran
Kalimat a tersebut tidak efektif karena tidak ada subjeknya. Subjek kalimat tersebut terganggu oleh adanya preposisi di. Sementara pada kalimat b induk kalimat saya akan mengadakan syukuran terganggu oleh munculnya konjungsi maka.
Perbaikan :
a. Ketiga anaknya memiliki perbedaan sifat.
b. Kalau lulus ujian, saya akan mengadakan syukuran.
3. Kesejajaran
Kesejajaran
berarti kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat. Bila bentuk
pertama menggunakan kata kerja, bentuk selanjutnya harus kata kerja juga
dan seterusnya.
Contoh :
a. Tugas para pekerja itu adalah mengecat rumah, perbaikan saluran air, dan pemasangan pagar.
b. Kegiatan hari ini adalah mengedit karangan yang masuk dan perbaikan kata-kata yang salah.
Perbaikannya :
a. Tugas para pekerja itu adalah pengecatan rumah, perbaikan saluran air dan pemasangan pagar.
b. Kegiatan hari ini adalah pengeditan karangan yang masuk dan perbaikan kata-kata yang salah.
4. Kontaminasi
Dalam bidang bahasa kontaminasi berarti kerancuan atau kekacauan penggunaan kata, frasa, maupun kalimat.
Contoh :
a. Di yayasan itu dipelajarkan berbagai keterampilan wanita.
b. Kita harus mengenyampingkan urusan pribadi kita.
c. Buku itu sudah dibaca oleh saya.
Pada
kalimat a dan b terdapat kekacauan bentuk kata dipelajarkan dan
mengenyampingkan sedangkan pada kalimat c terjadi kekacauan bentuk
kalimat pasif.
Perbaikannya :
a. Di yayasan itu diajarkan berbagai keterampilan wanita.
b. Kita harus mengesampingkan urusan pribadi kita.
c. Buku itu sudah saya baca.
5. Pleonasme
Contoh :
a. Pada zaman dahulu kala, Kerajaan Majapahit sangat berpengaruh.
b. Kesehatannya telah pulih kembali.
Perbaikannya :
a. Pada zaman dahulu, Kerajaan Majapahit sangat berpengaruh.
b. Kesehatannya telah pulih.
BAB
1. Kesimpulan
Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan gagasan dari
penulis ke pembaca, sehingga menimbulkan gagasan atau pemikiran yang
sama antara penulis dan pembaca. Sebuah kalimat harus dapat dipahami
sebagai identitas kebahasaan yang mampu menimbulkan kembali gagasan atau
ide yang ada dalam diri penulis, persis sama dengan idea tau gagasan
yang dimiliki pembacanya.
Cirri-ciri kalimat efektif :
a. Kesatuan gagasan
b. Kepadauan
c. Kelogisan
d. Kehematan
e. Penekanan
Penyebab kalimat tidak efektif :
a. Bentukan kata
b. Stuktur kalimat
c. Kesejajaran
d. Kontaminasi
e. Pleonasme
Daftar Pustaka
Kunjana Rahardi, R. Bahasa Indonesia untuk perguruan tinggi. Jakarta : Penerbit Erlangga, 2009.
Badudu, J.S. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar I. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 1996.
http//:www.kalimat_ efektif.com
No comments:
Post a Comment