BAB II
PEMBAHASAN
Istilah emosi menurut Daniel Goleman (1995), seorang pakar kecerdasan emosional, yang diambil dari Oxford English Dictionary memaknai emosi sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa emosi merujuk kepada suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
Ilmuwan bernama Joseph Le Doux mengatakan."The brain states and bodily responses are the fundamental fact of an emotion." Artinya fakta dari tumbuhnya sebuah emosi adalah karena adanya otak dan tubuh yang merespon. Dapat ditarik kesimpulan, bahwa emosi dapat tumbuh ketika ada sesuatu yang terjadi pada diri manusia, baik itu yang bersumber dari diri maupun dari orang disekitar kita.
2.2 Fungsi Emosi
Emosi memiliki peranan yang sangat penting bagi manusia untuk menghadapi situasi tertentu, baik dalam keadaan darurat maupun keadaan yang lainnya. Fungsi dari emosi diantaranya adalah:
1) Menimbulkan respons otomatis sebagai persiapan menghadapi krisis.
Bayangkan saat Anda bertemu harimau di hutan, karena Anda takut maka Anda melarikan diri. Tanpa berpikir apapun Anda lari begitu saja. Artinya, keadaan krisis bisa dilewati karena Anda memiliki respon otomatis. Anda otomatis merespon harimau dengan berlari.
2) Menyesuaikan reaksi dengan kondisi khusus.
Pada saat kita ditinggalkan oleh orang yang kita sayangi, kita akan bersedih hati. Adanya sedih membuat kita menyesuaikan diri dengan reaksi yang tepat untuk kondisi kehilangan. Lalu misalnya kita sedang berlayar di lautan dengan kapal laut. Saat itu ada badai besar menerjang, kapalnya digoncang ke sana kemari. Boleh jadi karena emosi cemas, kita jadi lebih waspada. Lalu memakai pelampung, berpegangan erat, atau melakukan tindakan keamanan lainnya.
3) Memotivasi tindakan yang ditujukan untuk pencapaian tujuan tertentu.
Emosi-emosi tertentu mendorong seseorang melakukan tindakan tertentu. Misalnya pada saat mengalami emosi harapan. Kita akan berusaha untuk menggapai pencapaian tersebut.
4) Mengomunikasikan sebuah niat pada orang lain
Ketika kita marah, apa yang ingin kita sampaikan kepada orang lain? Mungkin kita ingin menyampaikan perasaan marah tersebut kepada orang yang telah membuat kita marah, atau kita ingin menyampaikan bahwa kita tidak ingin disepelekan atau bisa jadi menyampaikan bahwa kita ingin memukul orang yang sudah membuat kita marah. Intinya ada pesan ketika kita melakukan emosi tersebut.
5) Meningkatkan ikatan sosial
Apa jadinya jika hubungan sosial kita dengan orang lain tanpa ada emosi? Hubungan itu hambar saja. Tidak akan ada rasa dekat yang terbangun. Adanya emosi yang positif seperti rasa bahagia, penerimaan, sayang, kegembiraan, kedamaian, akan membuat hubungan sosial yang ada semakin erat. Kita semakin dekat dengan teman-teman karena terbangunnya emosi yang positif yang terus menerus lebih kuat dalam hubungan itu.
6) Meningkatkan daya ingat terhadap memori tertentu
Seseorang akan lebih mengingat kembali kenangan-kenangan yang diliputi oleh emosi yang kuat. Misalnya saat seseorang yang tidak pernah mendapat rangking satu, tiba-tiba ia mendapat rangking satu. Seseorang itu akan merasa melayang di udara. Atau ketika ada seseorang yang ditinggal mati oleh nenek nya. Hal tersebut adalah salah satu contoh yang membuat kenangan dapat diliputi oleh emosi yang kuat.
2.3 Anatomi Otak
Otak sangat berperan penting dalam terjadinya emosi. Otak merupakan saraf utama yang terletak di dalam rongga tengkorak. Otak manusia dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu otak depan, otak tengah dan otak belakang. Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan manusia, otak pun berkembang. Otak depan berkembang dan membentuk otak besar (serebrum), otak tengah berukuran kecil dan menjadi penghubung antara otak depan dan otak belakang, sedangkan otak belakang menjadi otak kecil (serebelum) dan sumsum lanjutan. Otak besar merupakan pusat saraf utama yang mengendalikan kegiatan tubuh. Fungsi otak besar antara lain sebagai pusat kesadaran dan pengendalian kesadaran (termasuk emosi), juga sebagai pusat ingatan.
2.4 Sistem Limbik
Sistem limbik merupakan suatu bagian otak yang berada pada bagian atas batang otak dan di bawah korteks.
Adapun peran–peranan dari struktur sistem limbik itu sendiri antara lain banyak terlibat dengan fungsi emosi (misal : perasaan senang yang berhubungan dengan kelangsungan hidup, seperti pengalaman yang didapatkan setelah makan atau pengalaman seksual), motivasi yang ada pada diri manusia, learning, fungsi neuroendokrin dan aktivitas autonomi dan memori yang nantinya akan mempengaruhi mekanisme tingkah laku individu. Sehingga nantinya sistem limbik juga memiliki peran dalam fungsi-fungsi seperti flight or fight, homeostatis, self-maintenance, nafsu makan, dan seksualitas. Berdasarkan pemaparan atas fungsi-fungsi sistem limbik, dapat dikatakan bahwa sistem limbik merupakan ’nyawa’ yang menentukan bagaimana individu tersebut hidup dan berperilaku di lingkungannya.
Sehingga penting untuk mengetahui lebih detail mengenai sistem limbik itu sendiri.
Bagian ini pula yang menyebabkan manusia memiliki rasa empati, cinta, dan kasih sayang.
2.5 Peran Amigdala
Amigdala merupakan komponen utama penghasil emosi. Amigdala salah satu dari dua kelompok berbentuk almond sel-sel saraf pada temporal (sisi) lobus dari otak besar. Kedua amigdala bertanggung jawab untuk mempersiapkan tubuh untuk situasi darurat, seperti sedang ‘kaget’. Amigdala ini juga terlibat secara khusus dengan perkembangan emosi rasa takut, dan dapat menjadi penyebab ekspresi ekstrim ketakutan, seperti dalam kasus panik. Selain itu, amigdala memainkan peran utama dalam kesenangan dan gairah seksual, dan dapat bervariasi dalam ukuran tergantung pada aktivitas seksual dan kematangan individu.
Amigdala yang merupakan bagian terpenting dari sistem limbik memiliki koneksi dengan korteks dan hipothalamus.
Amigdala membutuhkan ekstra energi untuk bekerja. Oleh karena itu ketika emosi, kita sering kehilangan pikiran yang rasional karena korteks tidak berfungsi. Pada pria, bagian ini berhubungan dengan pons yang mengatur gerak organ tubuh. Itulah sebabnya jika laki-laki marah, ia cenderung kasar, melempar atau memukul. Pada wanita, bagian ini terhubung dengan basal cortex, sehingga wanita lebih rasional dan mampu meredam emosi.
2.6 Proses Terhubungnya Emosi dengan Otak
Emosi yang dialami individu terjadi emalui beberapa tahap. Lewis dan Rosenblum ( A & Yeni, 2004) mengutarakan proses terjadinya emosi melalui tahap, yaitu:
1. Elictors
Adanya dorongan berupa situasi atau peristiwa misalnya peristiwa didekati harimau
2. Resptors
Yaitu merupakan aktivitas di pusat sistem saraf. Setelah indra menerima rangsangan dari luar, dalam hal ini mata melihat mendekatnya harimau, maka mata berfungsi sebagai indra penerima stimulus atau reseptor awal. Setelah mata menerima stimulus, infromasi tersebut diteruskan ke otak sebagai pusat sistem saraf.
3. State
Yaitu merupakan spesifik yang terjadi dalam aspek fisiologis. Dalam contoh kasus ini, setelah rangsangan mencapai otak maka otak menerjemah kan dan mengolah stimulus ini serta menyebarkan kembli stimulus yang sudah diterjemahkan ke berbagai bagian tubuh lain yang terkait sehingga terjadi perubahan fisiologis, sepeti detak jantung berdetak keras, tekanan darah naik, badan tegang atau terjadi perubahan pada hormon lainnya.
4. Expressin
Yaitu terjadinya perubahan pada daerah yang dapat diamati, seperti pada wajah, tubuh, suara atau tindakan yang terdorong oleh perubahan fisiologis. Sebagai contohnya otot wajah mengencang, tubuh tegang, mulut terbuka, dan suara keras berteriak , atau bahkan lari kencang menjauh.
5. Exsperience
Yaitu persepsi dan interpretasi individu pada kondisi emosionalnya. Dengan pengalaman indivdu dalam menerjemahkan dan merasakan perasaan sebagai rasa takut, stres dan ngeri.
Ketika terjadi suatu kejadian yang memicu emosi, katakanlah misalnya takut, maka amigdala mengirim pesan ke semua bagian dari otak sehingga memicu dikeluarkannya hormon yang berkenaan dengan reaksi paling primitif, apakah lawan atau berlari. Hal ini dilakukan dengan cara memicu pusat pergerakan, mengaktifkan sistem kardiovascular, mensiagakan otot dan lainnya. Selain itu amigdala juga memicu dikeluarkannya neurotransmitter norepinephrine untuk meningkatkan reaksi dari area utama otak, sehingga panca indra menjadi lebih siaga. Amigdala juga mengirim pesan ke batang otak sehingga memunculkan ekspresi takut, ketegangan, meningkatkan laju detak jantung yang meninggikan tekanan darah dan membuat nafas menjadi lebih cepat dan dangkal.
Penelitian yang dilakukan oleh LeDoux mengindikasikan bahwa aliran informasi yang diterima dari panca indra terpecah menjadi dua jalur. Satu jalur menuju ke thalamus berlanjut ke neo cortex, sementara jalur yang lain mengarah ke amigdala. Jalur langsung dari thalamus ke amigdala terdiri atas rangkaian neuron yang jumlahnya lebih sedikit dibandingkan pada jalur yang menghubungkan thalamus dengan neo cortex. Rute antara thalamus ke neo cortex panjangnya dua kali lebih panjang dibandingkan rute dari thalamus ke amigdala.
Informasi dari thalamus ke amigdala dapat bergerak dalam satuan 12/1000 detik (lebih singkat dari pada satu nafas).
Arsitektur ini yang memungkinkan amigdala dapat merespon lebih cepat (sangat kilat) bahkan sebelum neo cortex menerima dan mengenali keseluruhan informasi yang dikirim dari thalamus.
Dari thalamus sebagian besar informasi mengalir ke neo cortex dibandingkan ke amigdala. Bagian yang mengatur aliran informasi tersebut adalah prefrontal cortex. Ketika ada suatu kejadian yang tidak diinginkan, prefrontal cortex melakukan penimbangan untung-rugi atas respon yang akan dilakukan. Pada binatang, responnya sangat terbatas, lawan atau lari. Pada manusia alternatif responnya bisa lebih banyak, mulai dari lawan, negosiasi, diskusi, merayu, hingga lari. Sama seperti amigdala, ketiadaan prefrontal cortex membuat individu tidak memiliki aspek emosional pada hidupnya.
2.7 Peran Prefrontal cortex
Prefrontal cortex pada manusia mengelola, mengintergrasikan, memformulasikan, memilih, memonitor, memodifikasi, dan menilai semua kegiatan sistem syaraf yang ada (Stuff and Benson. 1987). Prefrontal cortex berfungsi memberi informasi dari semua indera, dan menggabungkan informasi tersebut sehingga berguna untuk membentuk penilaian. Kemudian secara konstan berisi representasi aktif pada working memory. Sayangnya, prefrontal cortex yang merupakan salah satu daerah yang paling penting dalam otak, mengalami perkembangan yang cukup lama. Baru dianggap matang setelah seorang anak menginjak remaja.
Bagian kanan dari prefrontal cortex merupakan bagian yang berperan khusus dalam situasi menarik diri atau melarikan diri seperti, emosi jijik dan takut (Harmon-Jones, 2001).
Bagian kanan dari prefrontal cortex merupakan bagian yang berperan khusus dalam situasi menarik diri atau melarikan diri seperti, emosi jijik dan takut (Harmon-Jones, 2001).
Bagian kiri dari prefrontal cortex merupakan bagian yang berperan khusus dalam memotivasi orang untuk mendekati orang lain seperti, kebahagiaan (Pizagalli dkk, 2005). Orang-orang yang memiliki bagian kiri prefrontal cortex yang lebih aktif, cenderung memiliki lebih banyak emosi positif, tingkat kepuasan yang lebih tinggi, kemampuan mengatasi emosi negatif yang lebih cepat dibanding orang yang memiliki bagian kanan prefrontal cortex yang lebih aktif.
No comments:
Post a Comment